Avril - When You're Gone

Jumat, 09 Mei 2014

Kita.

Tak saling sapa sebelumnya 
Hanya mata penuh tanda tanya
Siapakah dia, siapa mereka?

         Dalam sebuah ruang kita diam seribu bahasa
        Sampai uluran tangan,
        dan seutas senyum yang jadi awalan
        Kita saudara. Kita sama
        Meski paras berbeda
         Hati kita tetap satu jua





Jerit, tangis, canda bahkan tawa 
Telah kita lalui bersama
Marah, benci, bahkan adu mulut,
kadang ada di dalamnya

        Tapi itu tak membuat kita pecah
        Kata ‘maaf’ tak sungkan kita ucap 
        Meski harus lewat sekotak ultra,
        bahkan milkita semata

        Disana banyak cerita 
        Disana banyak ceria 
        Disana banyak cinta
       Aku tak rela semuanya hilang, sirna, punah


 Aku ingin selamanya bersama
 Dengan mereka yang kini berubah menjadi kita
 Merangkai kisah menjadi lebih sempura
 Terima kasih, untuk Tuhan Yang Maha Sempurna
 Mempertemukan aku dengan mereka
 Yang awalnya tak saling sapa,
 Namun akhirnya saling cinta





 

Kamis, 23 Januari 2014

Persis!


Ya! Di tempat ini.
Aku berdiam seorang diri.
Saat hati sedang tak ada yang mengisi.
Tiba-tiba sosokmu datang,
dan kuharap kau tak lagi menghilang.

Hai, mas tampan ;)
Namamu masih jelas kusimpan,
dan tertata rapi di pikiran.
Haha. Kau tahu?
Ketika kau sekedar lewat di depanku.
Sorot mataku masih saja tertuju padamu.
Hidungmu, matamu, apalagi senyummu.

Persis!
Tak ada yang berbeda,
tak ada yang berubah,
malah semakin indah.
Tapi apa boleh buat,
aku tak berhak menatapmu lebih dekat.
Yang kumampu,
hanya mengagumimu dari jauh.
Dan berharap kau tahu,
bahwa rasaku masih seperti yang dulu :')))

Rabu, 01 Januari 2014

Saya. Bukan mereka :)

                 Mereka tak sepenuhnya tahu hidup saya
                 Tapi mereka selalu mengomentari saya
                 Mereka tak pernah tahu rasanya menjadi saya
                 Tapi mereka tetap mencampuri hidup saya

Apa saya akan menunduk?
Atau saya akan melontarkan umpatan?
Tidak! Saya akan tersenyum.
Kemudian mengatakan,

           "Sepertinya hidup mereka tidak lebih baik daripada saya. Sehingga mereka selalu memperhatikan saya, dan hidup saya. Saya berterimakasih akan hal itu. Karena mereka, saya tahu betapa uniknya hidup saya selama ini :)"

Sekali lagi,
Saya adalah saya
Hidup saya adalah cara saya
Bukan,
Saya adalah komentar mereka
Hidup saya adalah urusan mereka
Salah!

               Saling bercermin
               Koreksi sikap, hati, sekaligus kelakuan
               Indah, kan?

Aku, kamu, dan kekasihmu!

Atas nama cinta aku rela memendam asa
Lebih lebih kepadanya
Iya, dia yang membuatku terbang ke angkasa
Faktanya dia juga mampu membuatku lupa segalanya
Yang selalu kucinta, tanpa sepengetahuannya
Ada secerca rasa yang sukar dikata
             Meski kini kutahu kau telah jadi miliknya
             Aku tak peduli itu semua
             Untuk apa aku menghiraukannya
             Lebih baik aku jalani apa adanya
             Ikatan cintamu dengannya bukan penghalang kita, kan?
             Di antara kamu dan dia masih ada aku
             Ingat! aku yang diam-diam kau rindu
             Namun tak pernah kau jelaskan siapa aku di matamu
             Ah, bodohnya aku yang mengharap meski dalam status yang abu-abu
Inikah namanya cinta?
Sampai kapan aku selalu kau nomorduakan?
Yang tak kau hiraukan saat kau sedang bersamanya
Karena kamu, aku masih disini menunggu
Hanya kamu yang saat ini kurindu
Andai kamu mengerti rasanya jadi aku
Resah menunggumu menghubungiku
Ini demi kamu!
Meski kutahu kau takkan mungkin meninggalkannya
Aku terus disini menunggumu, meski kau sedang bersama kekasihmu.kuharap kau tahu :")

Senin, 16 Desember 2013

Rasaku,

                   Sejak dia pergi, kamu selalu disini. Menghiburku atau sekedar menyapaku. Meluangkan setiap waktumu, untuk aku yang (mungkin) tak begitu penting untukmu. Hai, apa benar aku tak penting untukmu? Tapi, mengapa kamu begitu memperhatikanku? Ah, entah.

                   Aku sempat terjerat pada semua sikapmu padaku. Bahkan aku sempat berfikir, bagaimana jika kamu menggantikannya di hidupku? Namun, kamu belum mampu meluluhkan hatiku sepertinya. Tidak seperti dia. Iya, dia yang dulu kedamba, dia yang dulu kupuja, yang ternyata membuatku semakin tersiksa. Kenangan tentangnya masih terngiang di kepala. Belum lumpuh seutuhnya.

                  Kamu selalu membuatku berusaha melupakannya. Dengan semua kasih sayangmu, dengan seluruh perhatianmu. Aku suka kamu yang memperlakukanku layaknya wanita sempurna. Tapi masih saja, dia dan masa laluku tak gampang terkelupas meski dihempas kenangan sepat.

        Jadi, aku pun juga tak tahu. Rasaku denganmu apa bisa disebut cinta atau hanya rasa nyaman semata?

Ah, kamu!

                    Apa ini salahku, mencintaimu meski itu menyiksaku? Saat itu tanggal jadi kita, tapi nyatanya kau lupa. Saat itu ulang tahunku, tapi faktanya kau tak peduli itu. Haruskah aku mengingatkanmu bahwa aku rindu? Kapan kau peka dengan rasaku?

               Hai, aku kekasih mu! Orang yang (sangat) perlu perhatianmu. (sangat) perlu kasih sayangmu. Bukan malah tak kau hiraukan, bahkan kau telantarkan. Tapi, bodohnya aku. Tetap merindukanmu, tetap mencintaimu. Meski ku tahu sifatmu begitu. Sampai akhirnya, aku sadar. Inilah saatnya kita bubar. Tak ada yang perlu disesali, tak ada yang perlu ditangisi. Kau sendiri, aku sendiri. Mungkin ini lebih baik :')

                  Tapi, tunggu! ada apa dengan kamu? diam seribu bahasa ketika aku ingin tak lagi bersama. Lalu, kau genggam erat tanganku dan kau bisikkan di telingaku, "Aku tak mungkin tinggalkan dirimu, karena aku tahu kau masih mencintaiku."

                   Aku hanya menatap nanar matamu. Memastikan tak ada kemunafikan di raut wajahmu. Benar. Aku memang masih ingin denganmu. Berdua. Indah. Bahagia. Tapi aku tak ingin terluka untuk kali kedua. Aku percaya kamu. Sifat burukmu. Juga cintamu. Semua akan melebur jadi satu. Kau buang begitu. Lalu kita kembali saling merindu. Kembali saling menyatu :')))))

Jumat, 13 Desember 2013

Rindu

Selamat pagi, Rindu :)
Bagaimana kini tanpa aku?
Lebih sengsara, atau jauh bahagia?
Sepertinya kita berbeda.
Aku masih terpuruk tanpamu.

                  Tak ada lagi yang memberi perhatian manis.
                  Yang tersisa hanya kenangan tragis.
                  Dan sebuah kegalauan sadis.

Sendu. Kita tak seperti dulu.
Rindu. Bayangmu tak dapat sirna dari ingatanku.
Begitu juga dengan tawa renyahmu.

                  Bisakah kita kembali ke masa silam?
                  Saat semesta belum sepenuhnya kelam.
                  Saat aku masih milikmu.
                  Dan kamu masih bersamaku.

Rindu.
Apa rasamu sama sepertiku?
Kuharap begitu :')